MEMBANGUN KESADARAN CEGAH DBD DENGAN SOSIALISASI, PELATIHAN JUMANTIK, DAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI DESA CANDIREJO, BLITAR. (Indonesian)

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a dangerous disease that may cause death within a short time and spread quickly. East Java is the province with the second-highest number of dengue cases in Indonesia. Blitar is one of the contributors to the high number of cases in East Java, with a CFR of 1.2% and Ponggok sub-district is one of the dengue-prone areas. Programs that have been promoted by the government are the 3M Plus Movement and the Eradication of Mosquito Nests (PSN). However, dengue disease still occurs every year because the community lacks the awareness to run these programs regularly and continuously. The purpose of community service through the 65th Airlangga University KKN-BBM program in the Health Sector were 1) increasing knowledge and awareness about DHF disease and its prevention, 2) improving skills in monitoring larvae independently, 3) reducing dengue transmission rates and improving the environmental health of the Candirejo Village community. The method used were the dissemination of knowledge about DHF and its prevention along with jumantik and PSN 3M Plus training. The target of this activity was elementary school students and the surrounding community. The results of the evaluation showed that there were differences in the level of knowledge before and after the socialization of DHF. In addition, the jumantik training was able to encourage students to independently carry out larvae monitoring. The community actively participated and was very enthusiastic in the implementation of PSN. Overall, all the programs carried out are appropriate, easy, and effective ways to prevent DHF. [ABSTRACT FROM AUTHOR]

DBD merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan mewabah dengan cepat. Jawa Timur merupakan provinsi peringkat kedua dengan jumlah kasus DBD tertinggi di Indonesia. Penyumbang tingginya kasus di Jawa Timur, salah satunya adalah Kabupaten Blitar dengan CFR 1,2% dan kecamatan Ponggok sebagai wilayah rawan DBD. Program yang telah digalakkan oleh pemerintah adalah Gerakan 3M Plus dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Namun, penyakit DBD masih tetap terjadi setiap tahun karena masyarakat kurang memiliki kesadaran dan kepedulian untuk menjalankan program-program tersebut secara teratur dan berkesinambungan. Tujuan pengabdian masyarakat melalui program KKN-BBM Universitas Airlangga ke-65 Bidang Kesehatan ini adalah 1) meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang penyakit DBD serta pencegahannya, 2) meningkatkan keterampilan dalam melakukan pemantauan jentik secara mandiri, 3) menurunkan angka penularan DBD dan meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat Desa Candirejo. Metode yang digunakan adalah sosialisasi mengenai pengetahuan DBD serta pencegahannya diimbangi dengan pelatihan jumantik dan PSN 3M Plus. Sasaran kegiatan ini adalah siswa sekolah dasar dan masyarakat sekitar. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah sosialisasi DBD. Selain itu, adanya pelatihan jumantik mampu mendorong siswa untuk secara mandiri melakukan pemantauan jumantik. Masyarakat juga turut berpartisipasi aktif dan sangat antusias dalam pelaksanaan PSN. Secara keseluruhan semua program yang dilakukan merupakan cara yang tepat, mudah, dan efektif dalam mencegah DBD. [ABSTRACT FROM AUTHOR]

Copyright of Jurnal Layanan Masyarakat is the property of Universitas Airlangga and its content may not be copied or emailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's express written permission. However, users may print, download, or email articles for individual use. This abstract may be abridged. No warranty is given about the accuracy of the copy. Users should refer to the original published version of the material for the full abstract. (Copyright applies to all Abstracts.)