Leptospirosis Tanggap terhadap Perubahan Lingkungan
In: Spirakel, Jg. 0 (2017), Heft 0, S. 55-56
Online
unknown
Zugriff:
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan yang disebabkan kuman leptospira patogen dan digolongkan sebagai zoonosis. Gejala klinis leptospirosis mirip dengan penyakit infeksi lainnya seperti influensa, meningitis, hepatitis, demam dengue, demam berdarah dengue dan demam virus lainnya, sehingga seringkali tidak terdiagnosis. Keluhan-keluhan khas yang dapat ditemukan, yaitu: demam mendadak, keadaan umum lemah tidak berdaya, mual, muntah, nafsu makan menurun dan merasa mata makin lama bertambah kuning dan sakit otot hebat terutama daerah betis dan paha. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis, dengan curah hujan tinggi (kelembaban), khususnya di negara berkembang, dimana kesehatan lingkungannya kurang diperhatikan terutama pembuangan sampah. Banjir besar yang melanda Jakarta tahun 2002, ditemukan 113 pasien leptospirosis dan 20 orang diantaranya meninggal. Angka Case fatality rate (CFR) penyakit ini berkisar antara 1 hingga 5%. International Leptospirosis Society menyatakan Indonesia sebagai negara insiden leptospirosis tinggi dan peringkat tiga di dunia untuk mortalitas. Berbagai binatang baik yang liar maupun jinak bisa mengidap kuman Leptospira. Yang paling biasa adalah jenis tikus (rodent). Binatang yang terkena mungkin sama sekali tak mendapat gejalanya atau sehat walafiat.
Titel: |
Leptospirosis Tanggap terhadap Perubahan Lingkungan
|
---|---|
Autor/in / Beteiligte Person: | Sitorus, Hotnida |
Link: | |
Zeitschrift: | Spirakel, Jg. 0 (2017), Heft 0, S. 55-56 |
Veröffentlichung: | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2017 |
Medientyp: | unknown |
ISSN: | 2354-8819 (print) ; 2086-1346 (print) |
Schlagwort: |
|
Sonstiges: |
|